Mengikhlaskan adalah salah satu seni dalam mencintai

Kupikir aku tak akan pernah bertemu lagi dengannya. Kupikir dia sudah melupakanku. Namun, Allah menakdirkan kami bertemu kembali. Rasa senang dan rindu yang sempat tertahan akhirnya terbayarkan. Tapi, apakah dia merasakan hal yang sama? Kami kembali dipertemukan. Aku menyapanya, dan dia pun menyapaku. Entah mengapa, aku selalu bersikap spontan saat bersamanya. Sikapku masih sama seperti dulu. Dan dia pun masih menunjukkan perilaku yang mudah kutebak, seperti dulu hal-hal kecil darinya yang justru membuatku salah tingkah. Kini dia telah tumbuh menjadi pria yang luar biasa. Dikelilingi oleh orang-orang baik, terus belajar, dan berkembang menjadi sosok pemimpin yang hebat. Dulu aku melihatnya sebagai seseorang yang masih belajar. Kini justru aku merasa akulah yang perlu banyak belajar. Dia jauh melampaui apa yang pernah aku bayangkan. Dia dikelilingi oleh orang-orang yang menyukainya, yang mendukung dan mendorongnya untuk terus bertumbuh. Aku sangat bersyukur akan hal itu. Bahagia rasa...